Dibalik SP2020 Sebagai Batu Loncatan BPS - Berita - Badan Pusat Statistik Kabupaten Mukomuko

Hi Pengguna Data, Jika membutuhkan bantuan dapat menghubungi +62 821-2431-9531 (Fahmi Reza) dan +62 812-6780-4675 (Dilla Permatasari)

Dibalik SP2020 Sebagai Batu Loncatan BPS

Dibalik SP2020 Sebagai Batu Loncatan BPS

31 Agustus 2020 | Kegiatan Statistik


Tahun ini, seluruh bagian Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia memiliki sebuah hajatan besar yang diadakan hanya satu kali setiap dekade, yakni Sensus Penduduk. Sensus Penduduk atau yang semula disebut sebagai cacah jiwa, mer upakan kegiatan pendataan penduduk dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote. Tahun ini, tidak hanya Indonesia, Sensus Penduduk ini dilakukan serempak di 54 negara. Berbeda dengan Sensus Penduduk tahun 2010 sebelumnya, teknis pelaksanaan di Sensus Penduduk tahun ini memiliki beberapa pembaruan, modifikasi, dan inovasi di beberapa sisi. Terlebih, pelaksanaan Sensus Penduduk 2020 (SP2020) yang bertepatan dengan adanya pandemi Covid-19 di tanah air ini juga memaksa adanya penyesuaian-penyesuaian tertentu.
Subject Matter SP2020, Sensus Penduduk tahun ini dapat dikatakan sebagai batu loncatan untuk kegiatan BPS ke depan. Menjadi demikian karena selama ini BPS masih menggunakan cara pencacahan konvensional menggunakan kertas, sedangkan mulai 2020 ini, BPS mulai memberlakukan sistem kombinasi yang diawal dengan registrasi penduduk melalui Sensus Penduduk Online, diikuti dengan pendataan lanjutan. Meskipun sebelumnya beberapa survei juga telah menggunakan Computer-assisted Personal Interviewing (CAPI), tetapi pencacah tetap melakukan wawancara dengan responden, sedangkan SP2020 Online ini benar-benar bertumpu pada kesadaran data masyarakat, dimana masyarakat proaktif untuk mencatatkan dirinya secara mandiri sebagai penduduk Indonesia. Selain itu, SP2020 ini juga tidak murni berupa pendataan penduduk dari nol, tetapi menggunakan register base sensus yang didapat dari data Dukcapil. Jadi, menurut Fridz, sederhananya, SP2020 ini bukan berbentuk listing, melainkan updating. Hal ini adalah salah satu bentuk sinergi BPS dengan instansi lain menuju Satu Data Kepedudukan Indonesia. Bahkan, kelanjutan dari Sensus Penduduk Online ini pun bukan berupa wawancara dari rumah ke rumah seperti tahun-tahun sebelumnya. Adanya pandemi Covid-19 membuat BPS harus memodifikasi metode pencacahan yang lebih aman untuk mencegah persebaran virus, berupa sistem Drop Off and Pick Up (DOPU). Dengan DOPU, pencacah nantinya akan meninggalkan kuesioner sensus di rumahrumah untuk diisi secara mandiri oleh penduduk, baru kemudian dokumen tersebut akan dijemput kemballi oleh petugas. Pengaplikasiannyapun, tidak di semua wilayah. Wilayah cacah dibagi-bagi lagi menjadi zona-zona berdasarkan kerawanan Covid-19, yang setiap zonanya memiliki perlakuan cacah yag berbeda. Perancangan SP2020 selama pandemi yang sedemikain komperhensifpun, masih tidak luput dari tantangan lapangan, Kepedulian masyarakat akan data yang masih rendah membuat petugas was-was akan keamanan kuesioner yang telah diberkan. “Khawatirnya orang kan sudah dikasih kuesioner tapi lalu lupa naruh dokumennya. Belum lagi kalau dimainin anaknya yang balita, rusak, hilang, dan sebagainya. Selain itu juga, SP2020 DOPU ini kan juga diundur pelaksanaannya jadi September. Nah, itu bulan hujan. Untuk beberapa daerah, pencacahannya berpotensi untuk terganggu karena masih ada wilayah yang aksesnya sulit, bahkan tertutup jika hujan. Bahkan ketika dokumen sudah kembali kepetugaspun, tidak semua tulisan penduduk dapat terbaca dengan baik. Ini bisa jadi kendala lain lagi” tutur Fridz (31/9/2020), menjelaskan kemungkinan tantangan lapangan yang dapat terjadi.
Tetapi, dengan segala keterbatasan sensus lanjutan di masa pandemi ini, beliau cukup bersyukur dengan dengan adanya SP2020 Online, karena hasil sensus melalui sistem online dianggap mampu 'mencicil' beban kerja SP2020 DOPU. “Kita bersyukurnya sensus online kemarin Mukomuko capaiannya lumayan tinggi ya. Kita nomor 2 se-Provinsi Bengkulu, sekitar 28% masyarakat Mukomuko sudah tersensus. Saya rasa itu sangat menguntungkan dan meringankan beban cacah SP2020 DOPU” kata beliau. “Dari SP2020 ini ya kemudian kita jadi belajar bahwa kita benar-benar punya tugas besar untuk meningkatkan kesadaran data masyarakat. Itu penting sekali. Saya harap tugas BPS dapat lebih difokuskan ke arah situ. Selanjutnya terkait SP2020, tidak muluk-muluk, saya hanya berharap supaya data kependudukan yang telah dikumpulkan dengan usaha yang sedemikian rupa nantinya dapat benar-benar dipakai dan dimanfaatkan dengan semestinya” tegas Fridz. Seiring dengan itu, Kepala BPS Kabupaten Mukomuko (27/8/2020) juga menyampaikan harapannya terkait SP2020 ini, “Saya berharap masyarakat dapat lebih berperan aktif terhadap pelaksanaan SP2020 ini, karena tanpa dukungannya, pelaksanaan SP2020 ini sulit dilakukan. Meskipun sedang pandemi, tapi masyarakat tidak perlu takut menerima kedatangan petugas. Karena semua petugas sensus sudah melalui rapid test untuk memastikan bahwa mereka bebas Covid-19. Hal lain yang tidak perlu ditakuti adalah soal kerahasiaan data. Data-data yang diberikan oleh masyarakat ke BPS, kerahasiaannya sudah dijamin oleh undang-undang. Jadi, tidak perlu khawatir datanya akan bocor. Selebihnya, saya juga mengharapkan dukungan penuh dair pemerintah daerah karena SP2020 ini bukan hanya agenda BPS melainkan agenda bersama. Untuk para petugas, saya berharap semoga tetap semangat dalam mengemban amanah, karena para petugas ini merupakan orang-orang terpilih yang telah dipercaya dan dinilai mampu untuk melaksanakan sensus” harapnya. 
Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik Kabupaten MukomukoJl. Imam Bonjol

Komplek Pemda Mukomuko

Kelurahan Bandar Ratu Kecamatan Kota Mukomuko Telp (0737) 71633

Faks (0737) 71633

Mailbox : bps1706@bps.go.id

logo_footer

Tentang Kami

Manual

S&K

Daftar Tautan

Hak Cipta © 2023 Badan Pusat Statistik